Wednesday, December 06, 2006

December

Gak berasa ini udah Desember. Sebelom dua taun lalu gue selalu mengingat desember sebagai bulan yang sejuk, bulan yang indah, bulan yang penuh dengan Christmas spirit. Bulan untuk berbagi, menoleh ke belakang apa aja yang udah gue kerjain setaun ini…

Tapi 2 taun lalu… kejadian tsunami di Aceh merubah semuanya. Saat itu seluruh umat manusia di muka bumi ini, terhenyak… terenyuh menyaksikan tayangan hampir seluruh stasiun televisi. Gue salah satu dari sekian banyak orang yang ikut tersentuh untuk menuju kesana. Tersentuh, tertantang, tergoda, nekat... semua jadi satu sebenernya. Berbagai gambar yang terekam dalam otak dari apa yang gue saksikan di tv sebelum berangkat, menemani detik demi detik nafas sadar gue dalam perjalanan menuju Banda Aceh.

Dengan ditemani Budi, seorang anak muda yang sedang menjalani masa internship di kantor, kamera merekam setiap gambar yang dapat gue jejalkan ke dalam lensa kamera. Sungguh mengerikan. Lukisan kengerian akan pergumulan hidup anak manusia yang sedang dalam taraf terendah… the lowest point of life…

Pertemuan dengan Rosandi, seorang pemuda aceh yang sudah 10 tahun tak kembali mewakilkan kengerian itu. Pandangannya yang terawang, langkahnya yang lunglai mengiringi resah hatinya menunggu kabar orang tua dan dua adik – wanitanya – yang tak kunjung datang… yang membuat ia berada dalam 1 pesawat dengan kami …. Kami ikuti dengan tombol merah pada posisi “record”.

Kisah nyata yang dengan hati nurani kami rekam itu hadir beberapa minggu kemudian di layar kaca berlogo “MTV” dengan judul “55 Jam di Aceh Bareng MTV”. Yah.. kami berhasil membuat sebuah karya yang membagi apa yang kami rasakan, lihat dan dengungkan dalam hati mengikuti alunan Interpol-antics sewaktu disana. Yah.. memang hanya 55 jam waktu yang kami habiskan di sana sebelum kembali menatap storyboard komersial yang menunggu kami di shooting set di Jakarta.

Entah kenapa.. Benar… December menjadi sebuah ritual bagi diri gue, untuk kembali menoleh ke balakang. Tahun lalu 2005… Gue seakan kembali dibawa ke titik nadir tersebut. Selama sebulan gue terus merekam seluruh kegiatan yang menurut istilah orang2 besar… Rekonstruksi. Sebuah penamaan yang amat fana. Biar bagaimanapun semangat hidup mereka adalah hal yang terpenting untuk di – “rekonstruksi”. Lahirlah sebuah karya ke-2 berlatar belakang tsunami… yang dilepas untuk kepentingan masyarakat donor dunia, “Remember. Rebuild”.

Alas…! Benar..! Rupanya kehidupan gue di bulan desember identik dengan sebuah ritual tsunami. Sementara si Budi telah menjadi si Cungkring, salah seorang Hot Shot di kantor… Sementara ber rol-rol tsunami sushi telah gue santap… Rupanya Sang Dewa masih terus memanggil gue untuk berdiam diri. Mengingat ratapan tsunami 2004… Mensyukuri betapa hidup ini adalah sebuah panggung drama tanpa skenario yang selalu saja mengagetkan.

Seorang rekan iseng, Fajar Nugross mengirimkan sebuah copy film 55 Jam di Aceh ke Festival Film Dokumenter (FFD) yang berlangsung di Jogja 12-16 Desember 2006. Dan film itu menjadi salah satu nominasi untuk kelompok professional… Sungguh, sebuah insight yang menjadi topik dalam mimpi saya… Apa yang akan terjadi December tahun depan?

Itulah hidup… Sebuah drama panggung tanpa skenario. Hidup di bulan Desember menjadi lebih mendebarkan lagi...

5 Comments:

Blogger NiLA Obsidian said...

semoga desember ini...menjadi akhir yg baik untuk mengawali tahun 2007 nanti ya....

harusnya, kejadian2 yg kita alamin jd ajang introspeksi....introspeksi....introspeksi....introspeksi...

8:22 AM  
Blogger Ida Syafyan said...

Kota-kota besar tuh yaa udah pada "kena" Aceh, Jogya, Surabaya... Jakarta kebagian gak yaa??

Enak ya, bisa melampiaskan ke-penasaranan diri. Lah dakuh setiap liat tsunami Aceh di tv cuma bisa nangis tak berdaya, gimana yg ngalaminnya langsung yaa.

7:33 PM  
Blogger Ida Syafyan said...

Gemana? 55 jam di Aceh menang gak? trus Manusia setengah Dewa ? Btw salam ya buat Fajar *sokkenaldotcom* hehe

6:42 PM  
Anonymous Anonymous said...

Cinema for Solidaritea

8:40 PM  
Blogger @sakti_p said...

Whoever you are.. Thank you. Never seen it before

11:52 PM  

Post a Comment

<< Home